Tuesday, August 10, 2010

Nasionalisme (berlebihan?)

Teman saya pernah berkata kira-kira seperti ini: “without Nationalism: no Fascist and no Rascist” semula saya sangat kesal kepadanya. Entah mengapa dia tidak begitu bangga dengan Indonesia. Saya sangat kecewa sewaktu itu. Tapi dia ada benarnya mungkin. Tanpa Nasionalisme berlebihan tiada jiwa-jiwa yang menanggap Nasionalisme dirinya yang paling benar dan merendahkan yang lainnya, atau nama lainnya Fasisme. Ada juga rasisme yang tak lepas pada nasionalisme yang berlebihan. Nazi Jerman sewaktu itu membunuh banyak sekali warga yahudi, entah apa tujuannya yang pasti Der Fuhrer Hitler sewaktu itu benci sekali pada yahudi.


Nasionalisme yang berlebihan, ya kalau di Indonesia memang melekat kata: “pribumi” yang seakan-akan memojokan etnis yang lainnya terutama tionghoa. Banyak sekali orang-orang Indonesia yang seakan tidak menerima “orang cina” sebagai warga negara Indonesia, apalagi harus hidup berdampingan sebagai sesama warga negara.


Saya pernah menonton sebuah film buatan Inggris berjudul, “This is England”. Bercerita tentang White Nationalist. White nationalist ini tumbuh seiring semakin banyaknya imigran terutama dari India dan Pakistan. Sikap rasis muncul dari kaum white nationalist ini, selain menganggap Inggris adalah Negara dari kaum bangsawan dan bukan Negara dari pendatang kulit gelap, white nationalist juga menganggap lahan pekerjaan orang-orang inggris telah diambil oleh para imigran. White nationalist tidak hanya di dalam film, orang-orang Inggris sangat rasis. Pemain Tim sepakbola nasional Inggris juga menjadi korban. Salah satunya, Ashley Cole. Dia memang berkulit gelap dan banyak sekali fans TimNas Inggris yang tak suka padanya hanyakarena berkulit gelap


Tetapi, tanpa nasionalisme negara ini hanya akan terus-terusan menjadi budak, budak negara adidaya, superpower entah apa namanya, intinya negara yang “menjajah” negara lain. Mungkin banyak yang menganggap negara Singapura adalah salah satu negara yang warga negaranya apatis. Padahal, Singapura mempunyai warga negara yang menyadari pentingnya rasa cinta negara. Contohnya, mereka sangat taat peraturan, mereka juga bisa saja hidup berdampingan dalam berbagai etnis seperti India, Melayu, Tionghoa, Arab dan lain-lain. Pemerintah Singapura juga sadar akan pentingnya nasionalisme, banyak sekali iklan-iklan tentara Singapura di pelbagai sudut kota sampai MRT dan bus-bus. Walaupun tidak memaksa warga negaranya untuk cinta Singapura, tetapi ini akan membuat sadar rakyat Singapura bahwa pemerintah telah memberikan yang terbaik kepada rakyatnya.


Saya berharap, suatu saat warga negara Indonesia dapat sadar betapa pentingnya rasa nasionalisme yang harus ditumbuhkan demi kemajuan bangsa ini.

Tuesday, July 13, 2010

Selamat Datang Juara Baru, Spanyol!

Euforia 4 tahunan, Piala Dunia sudah selesai. Piala emas itu sekarang ada di tangan juara baru, Spanyol. Memang banyak yang tidak mengira Spanyol bisa masuk final, terlebih 2 finalis tahun 2006, Italia dan Prancis telah gagal lebih dulu. Piala Dunia 2010 banyak sekali kontroversi, selain 2 finalis yang gagal melenggang ke final ada lagi tuan rumah, Afrika Selatan yang gagal lolos babak pertama. Afrika Selatan menjadi tuan rumah pertama yang gagal lolos babak pertama Piala Dunia. Sungguh memalukan bagi Fifa yang sepertinya salah memilih tuan rumah.

Kembali lagi ke Spanyol. Banyak yang bilang kemenangan Spanyol atas Piala Dunia 2010 ini hanya karena faktor keberuntungan. Sepertinya hal itu benar.

Mungkin yang pertama, sangat mengejutkan Spanyol bisa mengalahkan Belanda yang sebelumnya telah menekuk Brasil dengan skor 2-1. Belanda juga salah satu tim yang “panen” gol dibanding TimNas Spanyol. Dari hasil ini pun sebenarnya Belanda bisa lebih dijagokan. Juga ini adalah ketiga kalinya Belanda lolos ke Final Piala Dunia, dua final sebelumnya Belanda selalu gagal. Sepertinya Belanda lagi-lagi ketakutan akan gagal di final Piala Dunia sehingga membuat mental para pemainnya turun, ditambah tekanan mematahkan rekor selalu gagal di final Piala Dunia. Otomatis hal ini menguntungkan Spanyol. Mungkin Belanda tidak akan (susah) menjadi pemenang Piala Dunia karena ketakutan TimNas Belanda akan gagal di final.

Yang kedua, Jerman gagal menang melawan Spanyol. Ini sebuah kejutan! Jerman yang telah mengalahkan banyak tim-tim besar seperti Australia (skor: 4-0) lalu di babak knock-out mengalahkan TimNas Inggris dengan skor 4-1 dan dengan mengejutkan mengalahkan Argentina dengan skor 4-0. nah, dari sini Jerman menjadi favorit juara Piala Dunia. Jerman akhirnya bertemu dengan Spanyol. Sebelumnya, Jerman kalah dengan Spanyol ketika bertemu di final Piala Eropa tahun 2008. Pada kali ini, Jerman juga “diprediksi” kalah oleh “Paul si Gurita” dan absennya Thomas Mueller. Ketiga faktor ini yang menyebabkan mental TimNas Jerman turun. Sangat mengejutkan padahal sebuah Jerman yang mengalahkan tim-tim besar harus ditekuk oleh tim yang “seret” gol, Spanyol. Berbeda lagi kalau-kalau Argentina ketika itu mengalahkan Jerman di perempat final. Bisa-bisa Argentina mengalahkan Spanyol di semi-final dan bertemu Belanda di final.

Babak final menjadi pertandingan yang kurang menghibur. Tidak ada permainan cantik dari Belanda maupun Spanyol. Justru, hujan kartu yang dikeluarkan Howard Webb, wasit dari Inggris. Juga permainan keras dan diving-diving dari Belanda dan Spanyol menjadi faktor kurang memuaskannya pertandingan. Spanyol juga dibilang “beruntung” karena Howard Webb seperti lebih memihak Spanyol.

Tapi ini adalah sepak bola, semuanya bisa terjadi. Semua kejutan dan permainan menghibur sepertinya menjadi pemanis di Piala Dunia kali ini. Yang terpenting adalah dunia menyambut juara baru, Spanyol! Selamat datang juara baru!